Dipantara. Malam itu begitu mencekam, dusun yang tadinya tenang berubah, suara dentuman saling bersahutan memekkan telinga di kegelapan. Suara berlarian saling bersahutan, mereka turun gunung menyelamatkan diri. Lanjutkan membaca “Aku dan Merapi”
Suara hati dalam Gubuk
Bunyi jangkrik menyeruak seiring gelap menyelimuti langit. Udara dingin masuk dari balik lubang dinding gubuk. Tepat di perutnya aku bersemayam dalam hening, duduk termenung sambil menghembuskan asap putih yang keluar dari mulutku. Sudah sepekan aku meninggalkan hiruk pikuk kota. Lanjutkan membaca “Suara hati dalam Gubuk”
Dongeng Ibu datang di Pernikahanku
Dipantara. Aku hanya diam mendengar ceracau istriku. Dia benar-benar murka hari ini karena sudah tak sanggup lagi untuk mengurusi ibuku yang tak bisa apa-apa. Semua aktivitas Ibuku dilakukan dipembaringannya. Mona istriku sudah tak tahan dan habis kesabarannya untuk terus mengasuh ibu di usia senjanya Lanjutkan membaca “Dongeng Ibu datang di Pernikahanku”
Hutan Harus Lebat
Deru buldozer dan gergaji mesin meraung-raung pada siang yang begitu terik. Satu per satu pohon tumbang dan hilang tak berujud. Hutan Angkara hampir saja menjadi nama, karena tak lagi jadi hutan. Musim kemarau kali ini, begitu tandus, gersang dan menyengat. Lanjutkan membaca “Hutan Harus Lebat”
Joki Skripsi
Dipantara. Kejadian itu, baru saja berlalu sore tadi. Seorang lelaki tampan berusia 35 tahun membawa sebuah buku. Dari balik jas-nya dikeluarkan sebuah handphone android lalu jemarinya mulai menekan layar monitor. Lanjutkan membaca “Joki Skripsi”
Bergaya Religi
Dipantara. Jalan-jalan sore cukup menyenangkan mengitari jalan. Hobi ini sudah lama menjangkitiku. Pelan-pelan motor ini bergerak dan menikmati sekitar. Pada persimpangan, traffick light berwarna merah. Beni menghentikan motornya. Lampu hijau mulai menyala, Beni menarik gas motornya. Suara pluit terdengar, seorang berseragam polisi menghampiri dan memberikan hormat. Lanjutkan membaca “Bergaya Religi”
Over Confident
Takdir sulit akan diubah, manusia hanya bisa menjalaninya saja. Susah senang diterima dengan lapang. Bukan karena ikhlas, tapi susah melawan. Seperti apa yang pernah aku alami. Namaku Darkum, banyak orang bilang mukaku mirip dengan Vin Diesel. Tubuh Macho, tinggi, putih, hidung mancung, suara ‘ngebass’. “Sama sekali Jelek!” Seraya menggelengkan kepala di cermin. Wajar kalau banyak perempuan yang mau denganku. Mungkin juga banyak yang patah hati, karena cintanya aku tolak atau bahkan mereka meratap ingin menjadi bagian dari hidupku. Kalau sedang ‘dikejar-kejar’ cewek. Dunia terasa neraka, benar-benar tersiksa. Hidup terasa dikejar-kejar. Otak diperas hanya bikin gimana tidak melukai hati perempuan. Sebisa mungkin menolak dengan halus. Daripada kena pelet atau santet. Serem ah! Lanjutkan membaca “Over Confident”
Violetta
Peluh bercucuran saat dia terbangun. Mulutnya mengangga dan bola matanya menyapu seisi ruangan. Dia kaget bukan kepalang. Mimpi mengoyak kenyamanannya. Lanjutkan membaca “Violetta”
Pengen nulis aja
Kau telah menghembuskan semua arti dan makna yang telah susah payah dibangun. Meremah menjadi butiran debu dan hilang terbawa angin. Arti dan makna yang bagiku suci telah musnah, berganti kelam dan dendam di dada. Bagiku, batas antara hitam dan putih itu begitu tipis, dia mudah terkoyak dan robek. Ketika batas itu kau koyak, maka perlahan tapi pasti, hitam mendominasi, merubah segala persepsi putih yang telah lama berada dalam benak kita hingga kini kita saling memunggungi Lanjutkan membaca “Pengen nulis aja”
Burung Anti Sadap
Dipantara. Penguasa desa pseudo hilir mudik di taman istananya. Keningnya berkerut. Sebuah ancaman membuatnya gelisah. Dia lupa kalau hukum yang dibuatnya, akan melilit lehernya. Mengkerangkeng kakinya dan menjebloskannya dalam kamar pengap, jauh dari hinggar binggar. Belum lagi rasa malu dan kehilangan harga diri yang kerap di jaga sepanjang hidupnya. Lanjutkan membaca “Burung Anti Sadap”